Bereans News edisi 2


Kata Sambutan Ketua Umum IBF Mayjen TNI (Purn) Pranowo

Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat sekali, dan kita sekarang sudah menerbitkan Berea News edisi yang kedua. Oleh karena itu kita sebagai orang-orang Berea yang tersebar di berbagai denominasi gereja di Indonesia, kita patut senantiasa menaikkan syukur kepada Tuhan. Edisi kali ini mengambil topik mengenai hari Kebangkitan, yang akan kita peringati bulan April 2007, dan juga berkenaan dengan rencana Seminar Pertumbuhan Gembala yang akan diadakan di Seoul, Korea Selatan bulan Mei 2007.

Besar harapan kami agar Berea News ini bisa terus dibaca dan bermanfaat bagi kita semua, agar kita sebagai keluarga besar Berea dapat saling memberikan informasi dan semakin mempererat tali kasih kita sebagai sesama tubuh Kristus di bumi ini. Kita sudah mendapat berkat yang luar biasa melalui Firman Tuhan yang disampaikan oleh Rev. Dr. Ki Dong Kim, baik itu melalui pelajaran di Akademi Berea, buku-buku karya beliau, maupun melalui seminar yang kita adakan setiap tahun.

Oleh karena itulah kita sebagai keluarga besar Berea patut bekerja bersama dan menuangkan pikiran kita bagaimana Gerakan Berea dapat cepat bergema ke seluruh tanah air kita ini. Kita semua harus ambil bagian dalam Gerakan Berea ini, yang saya percayai sebagai gerakan pemulihan bagi gereja Kristus di akhir zaman ini, sehingga kita semua orang-orang percaya dapat hidup menyerupai Alkitab dengan disertai tanda-tanda dan tanda-tanda heran.

Banyak kegiatan yang akan kita lakukan tahun ini, oleh karena itu sekali lagi saya mengajak semua orang-orang Berea untuk ikut aktif dan ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan IBF, sehingga kita dapat bekerja sama untuk Tuhan kita. Tuhan Yesus sudah berfirman “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit ” Matius 9:37 , dan dengan motto kita “Dunia ini adalah tempat kerja kita.” Oleh karena itu biarlah kita semua dapat menjadi teman sekerja Allah, dan bersama-sama kita dapat bekerja untuk Nama-Nya

Saya sangat berterima kasih, pertama-tama kepada Tuhan kita, Yesus Kristus dan juga kepada pengorbanan semua pihak yang sudah bekerja keras sehingga Berea News edisi ke-dua ini dapat diterbitkan. Biarlah Tuhan Yesus saja yang membalasnya.


Ketua Umum
Indonesian Berean Fellowship (IBF)
Jakarta, Maret 2007

Mayjen TNI (Purn) Pranowo


Gerakan Orang-Orang Berea

Orang-orang Kristen bukanlah orang-orang yang agamawi. Mereka adalah anak- anak Allah, dan Allah adalah Bapa dari Yesus Kristus. Allah, Bapa dari Yesus Kristus, adalah hidup, menyelesaikan tugas-Nya, memberikan janji-janji-Nya dan bekerja untuk Kerajaan-Nya sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan-Nya. Karena Dia hidup, Firman yang tertulis di Alkitab juga hidup, dan Yesus Kristus yang datang ke bumi ini dua ribu tahun yang lalu sesuai dengan kehendak-Nya, untuk menggenapi Firman, tetap bekerja kemarin dan hari ini dalam mengutus Roh Kudus kepada gereja-gereja-Nya yang merupakan Tubuh-Nya. Roh Kudus tetap memenuhi Gereja-Nya, dengan kuasa dan tanda-tanda kemarin dan hari ini.
Firman Allah dan Alkitab yang mencatatnya adalah Firman yang hidup tentang kehidupan dan buku Firman yang hidup. Mereka yang masih mendengar apa yang di katakan-Nya sekarang, saat dikatakan Hari ini, dengan hebatnya bertumbuh dengan dipimpin oleh kuasa yang sangat besar sama seperti gereja mula-mula. Allah tinggal diam bersama gereja-Nya.
Namun, gereja modern telah beranjak jauh menyimpang dari Firman Allah dan Alkitab. Firman Allah telah direndahkan menjadi tidak lain hanya semacam ajaran baik, dan Alkitab hanya sebagai sebuah buku doktrin dalam tulisan-tulisan agamawi. Allah tidak memberikan sebuah agama atau doktrin, tetapi Ia memberikan Yesus sebagai IMAN dan Alkitab sebagai janji-janji yang membawa kepada kehidupan. Alkitab yang secara umum dianggap sebagai buku agama yang berisikan doktrin-doktrin masih menyelesaikan pekerjaan Allah yang dahsyat.
Kami telah memulai untuk menyerupai model iman yang dimiliki oleh orang-orang Berea pada masa lalu. Persis seperti mereka rendah hati terhadap Alkitab, menyelidikinya dan menerima apa adanya, tidak seperti orang-orang Tesalonika. Orang-orang Berea masa sekarang terus mengalami pertumbuhan gereja dan respon pekerjaan Roh Kudus yang disertai dengan kuasa dan tanda-tanda.
Gerakan Berea, yang dimulai pada pertengahan abad ke-duapuluh di Korea Selatan, sedang menyebar ke seluruh dunia seperti api yang liar. Gerakan Berea adalah, secara singkat, Gerakan Gereja Perjanjian Baru atau gerakan yang dimaksudkan untuk membangkitkan Gereja Perjanjian Baru.
Gereja masa kini dapat menyelesaikan pekerjaan yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus melalui Gerakan Berea dan penerapannya. Bagaimana gereja yang tidak memiliki kuasa, orang-orang kudus yang tidak memiliki kuasa, para pendeta dan kotbah yang tidak memiliki kuasa dapat memanifestasikan hidup atau menunjukkan kuasa? Lutut kita bertelut dihadapan Alkitab supaya menjadi orang-orang Berea. Dengan melakukan hal tersebut, kita menyaksikan manfestasi dari tanda-tanda dan kuasa yang tidak terbatas seperti yang terjadi pada Gereja Mula-mula dan juga menyaksikan kebangkitan dari Gereja Perjanjian Baru.
Ke-Kristenan bukanlah suatu agama diantara banyak dan berbagai macam agama yang secara luas ditemukan di dunia. Gereja Kristus adalah tempat dimana Allah yang hidup, Anak-Nya Yesus Kristus, dan Roh kudus yang diutus bagi pertumbuhan rohani orang-orang kudus, bekerja sekarang sama seperti dahulu.
Aku adalah orang Berea. Siapapun yang menjadi orang Berea akan menjadi anggota tubuh Yesus Kristus.

Kim Ki Dong
Diambil dari Today’s Bereans Vol 1 No.3
Diterjemahkan oleh Peter A. Budiono

Topik Utama - Gerakan Berea dari Seoul Korea Selatan ke Negara-Negara lain di dunia

Tidak dapat disangkal lagi perkembangan negara Korea yang begitu mempesona dunia walaupun tidak begitu luas wilayahnya dan hanya berpopulasi 40 juta jiwa, juga tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah, dan telah dijajah oleh Jepang selama Perang Dunia ke II, kemudian terjadi perang saudara di Korea pada tahun 1950 yang menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Korea. Tetapi berkat kerja keras dan keuletan dari bangsa Korea, negara ini perlahan bangkit dari keterpurukan karena perang saudara itu sehingga sekarang menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat luar biasa. Walaupun didera krisis ekonomi pada tahun 1997, tetapi mereka dengan cepat bangkit kembali dan bukan hanya dibidang ekonomi, dan industri perfilman yang tersebar ke seluruh dunia, tetapi juga negara Korea sekarang tercatat sebagai negara yang paling banyak mengirim misionaris ke seluruh dunia.. Hal ini nyata disebabkan banyaknya gereja disana, karena pada malam hari kita dapat melihat banyak sekali gedung-gedung gereja dengan salib terang oleh lampu, pemandangan seperti ini tidak dijumpai di tempat lain selain di Korea.
Kekristenan yang masuk ke Korea sekitar 120 tahun yang lalu telah berdampak pada kehidupan religius rakyat Korea yang tadinya mayoritas beragama Budha, sekarang orang Kristen di Korea sudah mencapai hampir 25%, dan gereja bertumbuh luar biasa dan bagaimana umat Kristen disana menjalankan kehidupan iman yang tekun dan disiplin, dan yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari orang Korea, walaupun. kebanyakan gereja di Korea di dominasi oleh Presbyterian, Methodist ataupun Pantekosta yang berbau mistik.
Pdt.Dr.Kim Ki Dong, Gembala Senior dari Seoul Sungrak Church (Gereja Sukacita Kudus), yang berasal dari seorang pemuda desa yang miskin, tidak terpelajar, dan tidak dapat bicara dengan lancar (gagap), bertemu dengan Tuhan Yesus pada tahun 1953, yang sekaligus mengubah kehidupannya, Tuhan Yesus memanggilnya untuk menjadi hamba-Nya kemudian dipakai secara luar biasa. Setelah Pdt. Kim membaca Alkitab yang ke 75 kali, dengan inspirasi Roh Kudus, beliau menemukan bahwa Alkitab adalah Gambaran Kehendak Allah yang seutuhnya, dan kemudian mulai melayani Tuhan. Pada waktu itu Pdt. Kim melihat bagaimana keadaan Gereja Kristus di Korea, sehingga mulai saat itu beliau menyerukan kepada umat Kristen yang ada di Korea untuk kembali ke Alkitab seutuhnya. Pdt. Kim mengadakan KKR kesembuhan dan pengajaran dengan memakai tenda dan papan tulis ke seluruh Semenanjung Korea, dan banyak sekali tanda-tanda dan tanda heran menyertai pelayanannya, orang lumpuh berjalan, kusta ditahirkan, buta melihat dan tuli mendengar dan orang mati dibangkitkan dan mengusir roh-roh kotor/najis/setan-setan lebih dari 300.000 orang.
Pada tahun 1969 Pdt. Kim merintis Gereja Sungrak yang dimulai dengan tujuh jemaat, yang sekarang sudah berkembang menjadi 130.000 jemaat dewasa dan memiliki 50 cabang gereja, baik di Korea maupun di luar negeri. Setelah berkonsentrasi untuk mengembangkan Gereja Sungrak di Korea, Pdt. Kim mulai mengadakan misi ke luar negeri dan misi pertama keluar negeri pada tahun 1978 yaitu ke USA. Selanjutnya, beliau terus mengadakan seminar maupun KKR ke seluruh dunia dan membuka Akademi Berea (Mempelajari Alkitab selama 4 Semester yang berdasarkan Gambaran Kehendak Allah yang seutuhnya) di seluruh dunia. Misi dan Visi Pdt. Kim sesuai dengan perintah Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 yaitu untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Setiap tahun Pdt. Kim berkeliling ke lebih dari 40 negara di lima benua untuk mengajar, dan memuridkan penduduk asli negara itu, sehingga berdampak luas sekali bagi para hamba Tuhan dan umat Kristen di setiap negara yang dikunjunginya, juga kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus bekerja luar biasa untuk menyaksikan Firman Tuhan yang disampaikannya. Pdt. Kim sebagai pencetus gerakan Berea, mendefinisikan Gerakan Berea sebagai gerakan iman untuk belajar firman Tuhan dengan mengambil sikap seperti orang-orang Berea (Kis 17:11-12).

Gerakan Berea menekankan gereja harus menyerupai gereja Perjanjian Baru dan orang-orang kudus harus menyerupai kehidupan jemaat mula-mula, dengan kata lain gereja harus menyerupai Alkitab. yang menekankan tiga kebebasan, yaitu kebebasan Iman, kebebasan menafsirkan Alkitab dan kebebasan Teologi. Sampai saat ini Pdt. Kim telah menulis 220 buku, dan sebagian sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Melalui buku-buku yang ditulisnya, banyak Jemaat Kristus mendapat berkat yang luar biasa sehingga pemahaman Alkitab dari penduduk asli mulai berubah dari kehidupan iman yang tadinya berpusat kepada manusia mulai berubah arah ke kehidupan iman yang berpusat kepada Allah seperti yang dimaksud oleh Alkitab. Pengajaran dari Pdt. Kim memang berbeda dengan kebanyakan doktrin yang dianut oleh Gereja Tradisi ataupun Gereja Pantekosta yang penuh dengan mistik, sehingga mereka yang bersungguh-sungguh merindukan kebenaran dibukakan mata rohaninya. Gerakan Berea yang dipelopori pada mulanya oleh seorang pemuda miskin di Korea, sekarang sudah menjangkau sampai di lima benua dan hal ini dapat kami saksikan pada waktu berkunjung ke Seoul Sungrak Church.

Para hamba Tuhan dari seluruh dunia berdatangan ke Seoul, Korea, untuk belajar Akademi Berea atau melanjutkan kuliah Teologia di universitas Pasca Sarjana Berea ataupun untuk menyaksikan kehidupan iman Jemaat Sungrak. Pada ibadah hari Tuhan, khotbah dari Pdt. Kim disiarkan melalui satelit ke cabang-cabang Gereja Sungrak di kota-kota besar di Korea Selatan dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing dan dapat di akses langsung melalui internet, membuktikan bagaimana Pengajaran dan Firman yang disampaikan dapat diterima oleh berbagai negara di dunia. Tuhan Yesus memanggil Pdt. Kim untuk menyaksikan Firman yang tertulis di Akitab dan itulah yang terus menerus dikerjakan oleh hamba Tuhan ini.

Walaupun sudah membangun 100 gedung gereja di Korea, (dimana sekarang sedang membangun gedung “Christian World Mission Center”, yang nantinya akan menjadi salah satu gedung gereja terbesar di dunia), dan hamba Tuhan yang berusia hampir 70 tahun ini, tetap hidup dalam kesederhanan dan bekerja siang malam untuk mengajak gereja-gereja di seluruh dunia untuk berubah dengan kembali ke Alkitab yang seutuhnya. Motto bahwa “Dunia adalah tempat kerja kita” benar-benar dilakukan oleh hamba Tuhan yang bersahaja ini, agar Injil dapat tersebar ke segala bangsa.

Negara Korea yang saat ini terkenal ke seluruh dunia, bukan saja melalui industri mobil ataupun perfilman tapi juga kehidupan iman jemaat Kristus yang membuat banyak bangsa yang matanya ingin melihat apa yang Tuhan kerjakan melalui gereja-Nya disana. Bukan hanya produksi mobil, film seri ataupun banyaknya misionaris yang dikirim ke luar negeri dari Korea ini, tetapi pengajaran dan Firman (Gambaran Kehendak Allah yang Seutuhnya) yang dapat mengubah gereja-gereja Kristus di dunia untuk hidup berkemenangan melawan dunia yang semakin jahat ini.
(Pdt. Junaidi Tjendra)

Bereans News - Terbit atas partisipasi doa & dana jemaat & Alumni/Peserta Akademi Berea


Akan terbit buku baru Juni 2007


Air Hidup - Pengharapan kita kebangkitan

Ayat: 1 Korintus 15:12-19
Allah yang kita sembah adalah hidup yang kekal.
Itulah kata-kata yang kita dengar dan firman yang kita dengar pertama kali, ketika kita percaya Yesus. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang Tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dan alasan kita membaca Alkitab, juga adalah untuk memperoleh hidup yang kekal, demikian firman-Nya Apabila tidak ada hidup yang kekal bagi kita, maka hal kita percaya Yesus itu sia-sia. Hidup yang kekal adalah kehidupan unik Allah. Hidup kekal adalah hidup dengan Sendirinya, yang tidak ada awal dan tidak ada akhir. Maka hidup yang dimiliki oleh Allah yang satu-satunya, itulah hidup yang kekal.
Allah akan membagikan hidup yang kekal itu kepada kita juga. Malaikat di sorga juga hidup kekal, karena pada saat mereka diciptakan, dibagikan hidup unik Allah itu sehingga mereka juga hidup selama-lamanya. Demikian juga kepada kita, Allah menghendaki untuk membagikan hidup yang kekal kepada kita.
Tubuh manusia hidup lebih kurang 100 tahun. Tubuh tidaklah sanggup memperoleh hidup yang kekal itu. Tubuh mempunyai hari permulaannya dan hari akhir, dan tidak dapat kembali lagi. Tetapi roh jiwa kita yang akan bangkit sebagai tubuh kemuliaan, itu saja yang dapat memperoleh hidup yang kekal.
Maka Allah memberi janji yaitu akan memberi hidup yang kekal untuk roh jiwa kita yang akan bangkit sebagai tubuh kemuliaan. Ketika Allah menghendaki memberi hidup yang kekal dan hidup dari Allah yang berada dengan sendirinya kepada kita, agar kita juga hidup selama-lamanya seperti Allah. Maka supaya kita menerima hidup kekal itu, roh jiwa kita yang akan bangkit sebagai tubuh kemuliaan itu harus kudus, harus dibenarkan oleh Allah. Orang berdosa tidak mungkin menerimanya. Oleh sebab itu kita diajak mendapat penghapusan dosa lalu menjadi kudus. Itu artinya kita harus menjadi yang termasuk kepada Allah dan menjadi anak Allah yang kudus. Dengan cara demikian kita memperoleh hidup kekal Allah.
Itulah pengharapan kita yang mutlak. Oleh karena itu, Yesus Kristus Anak Allah datang ke bumi ini dan menanggung dosa kita dan mati di kayu salib. Karena Dia mati di kayu salib menghapus dosa kita dengan darah-Nya. Menguduskan roh jiwa kita supaya kita memperoleh hidup kekal Allah. Dia adalah Anak Allah. Dia adalah Anak Allah dan Manusia. Mengapa kita harus percaya dengan jelas bahwa Dia adalah Anak Allah dan Dia adalah Manusia? Kita harus tahu dengan jelas, kita tidak boleh berpikir dengan gampang saja bahwa kita memperoleh hidup yang kekal karena pergi ke gereja. Kita harus mengenal Dia, lalu percaya. Kita memperoleh hidup yang kekal karena kita mengenal Dia.
Maka Yoh 17:3 mengatakan, "Hidup yang kekal ialah mengenal Allah yang satu-satunya dan Yesus Kristus yang diutus-Nya", demikian kita harus mengenal-Nya. Maka gereja Kristus harus-Nya selalu mengajar Firman bukan untuk mengisi acara atau Ibadah seperti meng ikuti upacara.
Ada orang yang berpikir karena Yesus adalah Anak Allah, Ia dapat hidup secara supernatural, sehingga dapat melampaui batasan manusia. Pada saat tertentu, perasaan-Nya seakan tumpul, sehingga tidak terasa kesakitan pada saat Dia digantung di kayu salib, maka Dia bisa menahan diri, itulah pikiran mereka. Mengenai Yesus yang digantung di kayu salib, itu bukan untuk pamer, tetapi. untuk mati. Memang masih ada cara-cara lain untuk mati, tetapi bagi Yesus , Yesus harus mati di kayu salib.
Mereka yang melihat Yesus digantung di kayu salib, ada yang membayangkan, "Jikalau Aku mati syahid, pasti Allah tidak akan membiarkan aku kesakitan. Aku akan mati syahid tanpa kesakitan, demikian mereka salah paham. Mereka yang tidak mengakui Yesus datang sebagai tubuh, Dia adalah anti Kristus. I Yoh 4:1-3, Kamu jangan percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu maupun roh diri sendiri. Maka roh yang mengaku Yesus Kristus yang telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, roh yang tidak mengakui Yesus seperti itu, adalah roh anti Kristus.
Maka kita bisa mengetahui apakah roh kita berasal dari Allah atau tidak. Apabila saudara berpikir bahwa tubuh Yesus itu adalah yang supernatural, sehingga tidak merasa kesakitan ketika Ia digantung di kayu salib, itu berarti roh saudara adalah roh anti Kristus.
Di taman Eden, ular berkata-kata kepada Hawa, "Kamu tidak akan mati meskipun makan buah itu!". Allah berfirman dengan jelas, "Kamu akan mati", tetapi ular berkata-kata kamu tidak akan mati. Itulah godaan Iblis, seperti itu juga karena Yesus adalah Anak Allah, pada saat Dia dipaku di kayu salib, Dia bisa melampaui kesakitan, Dia tidak merasa kesakitan. Bila berpikir seperti itu, berarti saudara adalah roh anti Kristus. Dia mati karena kesakitan itu, oleh sebab itu Dia begitu susah hati seperti mau mati rasanya.
Alkitab mengatakan, Dia sungguh-sungguh menderita dengan rasa takut dan gentar akan kematian yang akan dihadapi-Nya itu. Maka Dia mempersembahkan permohonan kepada Allah yang sanggup menyelamatkan Dia dari kematian itu, dengan ratap tangis dan keluhan.
Andaikata Dia, orang Nazaret itu anak Yusuf dan keturunan Daud, bila Dia hanya manusia, kematian-Nya hanyalah kematian seorang pribadi yang benar, tetapi bukan kematian untuk seluruh manusia. Oleh karena Dia Anak Allah, Dia saja yng menanggung dosa manusia, maka Dia menanggungnya lalu mati.
Maka kita harus percaya 100% akan hal bahwa Dia adalah Anak Manusia dan akan hal bahwa Dia adalah Anak Allah. Kita memperoleh hidup yang kekal dengan kita percaya Dia bahwa adalah Anak Allah 100%, Dia adalah Manusia 100%.
Demikian sesudah Kristus mati di kayu salib, Dia bukanlah yang bangkit dari antara orang mati dengan kuasa-Nya sendiri, tetapi Allah membangkitkan-Nya.
Ada yang berpikir bahwa Yesus memiliki kuasa karena Dia Anak Allah. Maka Dia bangkit dari antara orang mati dengan kuasa supernatural itu. Jika demikian Yesus hanya sadar dari pingsan, sehingga dosa kita tetap berada di dalam diri kita.
Waktu Yesus menghadapi kematian, Dia tahu bahwa Dia tidak bisa hidup dengan sendirinya. Bagi-Nya hal itu benar-benar suatu keputus-asaan. Oleh karena itu Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, dengan ratap tangis dan keluhan kepada Allah yang sanggup membangkitkan-Nya. Dia sungguh-sungguh ingin agar Allah menghidupkan-Nya kembali. Maka akhirnya, Allah menghidupkan-Nya dari antara orang mati. Karena Dia bangkit, hal itu menyatakan suatu kenyataan yang agung bagi kita, dan ketika kita membaca Alkitab, Yesus memberitakan Injil mengenai Roh Kudus, "Terimalah Roh Kudus!", itulah perintah pertama dari Yesus sesudah Ia bangkit. "Dan berilah dirimu untuk dibaptis!" dan "Baptislah orang lain!". Perintah itu juga adalah perintah sesudah Yesus bangkit. Maka baptisan yang kita terima itu adalah yang diperintahkan oleh Tuhan sesudah Ia bangkit. Oleh karena itu saya dan saudara adalah yang percaya Yesus yang bangkit. Sampai saat ini, orang-orang percaya dibaptis dengan baptisan yang diberitakan oleh Yesus yang bangkit. Sesudah itu Ia berkata, "Aku akan pergi kepada Bapa". "Aku akan meminta Roh Kudus dan mengutus-Nya untuk kamu".
Maka di dalam Yohanes 16:7 dikatakan, "Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu, adalah lebih berguna bagi kamu jika Aku pergi, jikalau Aku tidak pergi Roh Kudus tidak akan datang kepadamu". Akhirnya Dia terangkat ke sorga. Dia bukan hilang seperti uap, tetapi terangkat ke sorga. Sesudah terangkat ke sorga, Dia akan meminta Roh Kudus dan mengutus-Nya kepada kita. .Roh Kudus datang kepada mereka yang menunggu-Nya selama 10 hari, sehingga orang-orang kudus menerima Roh Kudus. Pada saat ini , kita juga telah menerima Roh Kudus. Itu adalah kenyataan yang mengherankan.
Karena Kristus bangkit, kita dibaptis dan karena Kristus terangkat ke sorga kita menerima Roh Kudus. Orang Kristen bukanlah yang hanya masuk di dalam gedung ibadah. Kita datang, bertobat dan mendapat penghapusan dosa. Dan oleh karena kebangkitan Kristus, kita dibaptis dengan baptisan yg diperintahkan-Nya dan karena Dia terangkat ke sorga, kita masing-masing menerima Roh Kudus yang diutus-Nya. Kita menerima dorongan besar sehingga kita berubah secara drastis. Orang Kristen memiliki pengalaman yang drastis demikian secara bertahap.
Kita percaya Dialah buah sulung kebangkitan dan kita yang termasuk pada-Nya akan sampai pada kebangkitan itu. Tuhan memberi janji yang baru. Kristus digantung di kayu salib, dengan cucuran darah menghapuskan dosa. Dengan darah yang berharga itu, yaitu kepada orang yang mendapat penghapusan dosa, diutus-Nya Roh Kudus. Dia akan datang kembali. Pada saat Dia datang kembali, kita akan dihidupkan oleh Allah yang menghidupkan Kristus. Kita adalah orang yang mengharapkan hal itu.
I Kor 15:22-24, Kita baca bersama-sama, "Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan".
Demikianlah ada 3 urutan kebangkitan. Pertama adalah sebagai buah sulung kebangkitan Kristus. Berikutnya pada hari Dia datang kembali. Dalam sekejap waktu orang Kristen yang tidur, yang ada di Firdaus, rohnya berubah menjadi tubuh dalam sekejap waktu. Dan orang kudus yang hidup, roh jiwanya berubah seketika mendapat tubuh baru dan melihat Tuhan ditengah-tengah udara. Itulah kebangkitan pertama.
Dan sisanya akan bangkit dalam kebangkitan penghakiman. Apabila kita tidak ikut serta kebangkitan pertama, tentu kita akan ikut kebangkitan penghakiman itu.
Siapakah yang dapat tahan apabila ikut kebangkitan penghakiman yang dibalaskan menurut perbuatan kita?. Bagaimanapun juga, kita harus ikut serta pada kebangkitan pertama.
Siapa saja yang ikut serta dalam kebangkitan pertama? Yakni Wahyu 20:4, Mereka yang dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang nama Yesus. Maksudnya mereka yang disiksa dan akhirnya mati syahid karena nama Yesus. Memang masa sekarang tidak ada penganiayaan sampai mati bagi orang Kristen. Namun kita hidup dalam jaman seperti itu dan seperti seolah-olah kita mati syahid, demikianlah kita harus menjalankan kehidupan iman, itulah artinya. Selebihnya, akan ikut kebangkitan penghakiman pada waktu Tuhan menghakimi. Yoh 5:25-27, "Mereka akan mendengar suara Tuhan. Orang-orang yang ada dikuburan akan mendengar suara-Nya. Di antara mereka ada yang keluar untuk hidup yang kekal dan ada yang keluar untuk penghakiman. Mereka yang ikut serta kebangkitan hidup, akan memperoleh hidup yang kekal, sedangkan yang ikut dalam kebangkitan penghakiman, akan memperoleh penghukuman kekal.
Apabila tidak ada kebangkitan bagi kita, hal kita percaya kepada-Nya itu sia-sia. Dan mengajak orang lain untuk percaya Yesus juga sia-sia. Tidak ada artinya kita hidup untuk Yesus dengan menahan diri. Sehingga kita menjadi orang yang paling celaka di dunia. Kita harus mengalami kebangkitan Kristus dengan jelas. Kita tidak sedang bicara mengenai peristiwa yang terjadi 2000 tahun yang lalu. Kita dibaptis dan menerima Roh Kudus. Kita manusia yang berada di dalam tubuh harus lahir baru, dan bertobat. Jika kita tidak menerima kasih karunia ketika kita masih berada di dalam tubuh, meskipun seseorang berusaha untuk memperoleh keselamatan sesudah dipisahkan dari tubuh, tidak ada gunanya lagi, kesempatan tidak diberikan lagi.
Maka untuk tubuh kebangkitan, untuk roh jiwa yang akan dibangkitkan kembali, kita harus kudus dan bertobat. Dan kita harus penuh dengan Roh Kudus dan penuh dengan kasih karunia. Demikian kita mempersiapkan hari kebangkitan. Seperti seorang bayi yang dekat waktunya dilahirkan, mempersiapkan diri untuk keluar, akhirnya ia keluar ke dalam dunia, demikianlah halnya. Yesus pernah berkata ,"Apakah kamu berasal dari sorga atau bumi?" "Jadi ujilah dirimu!" Mat 6:19-24, Yesus berkata, "Kumpulkanlah hartamu di sorga, jangan di bumi". Mengapa demikian? Karena di mana hartamu berada, di situ hatimu berada. Maka mereka yang hatinya berada di bumi, ia akan mengumpulkan harta bendanya di bumi saja. Kita bisa tahu mengenai diri sendiri, maka Alkitab berkata, "Ujilah dirimu apakah di dalam dirimu ada Yesus Kristus?" "Ujilah dirimu sendiri!", "Di mana ada hartamu, di situ ada hatimu". Mereka yang menyimpan harta benda di bumi itu berarti hatinya berada di bumi. Bahasa asli dari harta benda itu adalah mammon, yaitu tuan. Maka apakah saudara berada di bumi? Apakah kamu termasuk pada sorga atau pada bumi?
Mat 23:9 juga mengatakan, "Jangan memanggil bapa kepada yang ada di bumi". Maka jangan memanggil tuan terhadap mereka yang berada di bumi. Jangan memanggil bapa kepada yang ada di bumi. Baal itu apa? karena Baal itu artinya bapa. Bapamu adalah Allah yang ada di sorga. Hatimu sedang di mana? Maka mereka diajak marilah kita mempersembahkan diri dan mempersembahkan persembahan. Besar atau kecil tidak penting, tetapi pokoknya hatinya sedang termasuk di mana. Jika kamu termasuk pada bumi, sama sekali tidak memperoleh apa yang ada di sorga. Maka firman Allah ialah di mana ada hartamu di situ ada hatimu. Di mana ada hartamu di situ ada tuanmu. Jika kamu mengumpulkan harta benda di bumi, tuanmu ada di bumi. Tetapi jika kamu mengumpulkan harta benda di sorga hatimu ada di sorga.
Tetapi banyak orang berpikir gereja Kristus hanyalah suatu tempat orang Kristen membentuk karakter. Mereka tidak memikirkan hidup yang kekal. Kapan dimulainya hidup yang kekal? Tubuh kita tidak dapat hidup dengan hidup yang kekal. Pada saat Tuhan Yesus datang kembali, kita akan bangkit dari antara orang mati. Pada saat kita bangkit, dengan tubuh kebangkitan kita masuk ke kehidupan yang kekal. Karena itu Alkitab mengatakan "Kamu akan masuk hidup yang kekal atau tidak masuk hidup yang kekal". Itu artinya kamu akan ikut kebangkitan hidup atau kamu tidak akan ikut kebangkitan hidup. Dan sekarang kita diberi janji, dijamin akan mendapat hidup yang kekal. Tetapi walaupun kita diberi janji akan hidup yang kekal, tetapi karena kita belum ikut kebangkitan, kita belum masuk kepada hidup yang kekal. Pada saat Yesus datang kembali, kita akan masuk ke kehidupan yang kekal. Tuhan sudah memperlihatkan itu. Dia adalah Manusia, Anak Manusia sebagai manusia bangkit dari antara orang mati, terangkat ke sorga dengan disaksikan oleh 500 orang kudus. Itulah pengharapan kita dan iman kita. Kita sedang menjalankan kehidupan iman dengan iman sebesar ini.
Sesudah kita meninggalkan tubuh, kita tidak dapat lagi berusaha apapun terhadap roh jiwa kita yang akan berubah menjadi tubuh dalam sekejap.. Apapun tidak mungkin. Oleh karena itu, pada hari ini kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk roh jiwa kita sendiri dan menguduskan roh jiwa kita. Dan harus memiliki kuasa serta harus menyerahkan diri untuk Allah. Supaya dengan demikian bisa ikut serta kebangkitan mulia. Dalam Korintus ditulis, kita tahu ada kemuliaan matahari, bulan dan bintang pada hari kebangkitan. Seperti tubuh juga, ada tubuh manusia dan tubuh binatang dan tubuh burung-burung dan tubuh ikan. Demikian kemuliaan yang masing-masing kita terima itu berbeda. Kebangkitan itulah pengharapan kita. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh, supaya kita ikut kebangkitan pertama.
Bahan disadur dari Khotbah Dr. Kim Ki Dong

Kamus istilah Berea - Alkitab

Alkitab:

- Buku yang berisi Firman Allah/ Buku yang ditulis dengan inspirasi Roh Kudus.
- Buku yang bersaksi tentang Yesus.

Alkitab adalah buku yang berisi firman Allah. Ada banyak buku-buku di dunia ini, tetapi semuanya datang dari hikmat dan pengetahuan manusia. Sedangkan Alkitab berasal dari Allah. Alkitab ditulis oleh mereka yang mendapat inspirasi dari Roh Kudus. Para penulis Alkitab tidak menerima kata demi kata yang didiktekan Allah. Mereka didorong oleh Roh Kudus ketika mereka menulisnya. Alkitab tidak dimaksudkan untuk dibaca sebagai suatu tulisan sejarah karena tujuannya adalah untuk mengungkapkan kepada manusia (ciptaan), kehendak Allah (Pencipta), yang berada dengan sendirinya dari kekekalan sampai kekekalan (Yohanes 20:31). Oleh karena itu, pembacaan Alkitab harus mengarah kepada pengertian yang sesungguhnya mengenai kehendak Allah supaya siapapun dapat mentaatinya.

Alkitab memuat firman Allah yang bersaksi tentang Allah yang hidup dan Yesus yang diutus-Nya. Jadi Alkitab sarat dengan berita-berita dan kesaksian-kesaksian mengenai Yesus. Alkitab dicatat supaya manusia dapat percaya bahwa Yesus adalah Kristus, Anak Allah, dan oleh karena percaya akan hal tersebut manusia dapat memperoleh hidup di dalam nama-Nya (Yohanes 20:31). Supaya mendapatkan hidup kekal, seseorang harus mengenal satu-satunya Allah yang benar dan Yesus Kristus, yang diutus Allah untuk manusia (Yohanes 17:3). Oleh karena itu, para pembaca Alkitab harus menemukan Yesus di dalam Alkitab dan memastikan bahwa semua janji-janji yang ditulis dalam Alkitab terjadi dalam hidup mereka.

Alkitab terdiri dari dua perjanjian, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama adalah bayangan dan kiasan dari apa yang akan digenapi oleh Anak Allah. Apa yang disampaikan melalui Hukum Musa adalah situasi yang sesungguhnya mengenai Allah yang benar dan manusia yang berdosa. Pesan yang disampaikan oleh para nabi adalah mengenai kedatangan Mesias untuk menyelamatkan manusia, yaitu orang-orang berdosa. Semua upacara pengorbanan yang dipersembahkan dengan mencucurkan darah binatang di bawah Hukum Musa akan digantikan dengan pelayanan penebusan Yesus Kristus. Para imam agung adalah perumpamaan bagi Yesus Kristus yang adalah Imam Agung bagi semua orang selama-lamanya. Perjanjian Baru itu adalah kenyataan itu sendiri. Perjanjian Baru memberi kesaksian tentang Yesus, Juruselamat, yang datang sebagai penggenapan dari nubuatan-nubuatan di Perjanjian Lama, menebus kita, dibangkitkan, diangkat ke surga, dan yang akan datang lagi dari takhta surgawi. Semua kiasan-kiasan dan bayangan-bayangan digenapi di dalam Yesus Kristus. Perjanjian Baru menyaksikan akan hal tersebut.
Ayat Alkitab terkait:
Matius 5:17, Markus 12:28, Lukas 1:37; 24:44, Yohanes 5:39; 6:63,68;12:50;20:31,
2 Timotius 3:16-17, Ibrani 11:3, 2 Petrus 1:20-21.

Kaca Mata Alkitab:

- Sudut pandang yang tepat untuk membaca Alkitab
‘Kaca mata Alkitab’ adalah mengenai membaca Alkitab dengan sudut pandang yang tepat. Kesulitan dalam membaca sebuah buku dapat diatasi dengan memakai kaca mata yang sesuai. Benda-benda yang terletak sangat jauh dapat dilihat dengan jelas dengan bantuan dari teleskop. Benda-benda yang sangat kecil dan tidak kasat mata (mikroorganisme) dapat diteliti dengan bantuan mikroskop. Sama seperti itu, ketika membaca Alkitab, kaca mata yang sesuai dibutuhkan untuk mengerti firman Allah. ‘Kaca mata Alkitab’ dapat diringkas menjadi empat pokok berikut:

Pertama, kaca mata Alkitab adalah suatu sudut pandang kudus yang berpusat kepada Yesus. Yaitu untuk membaca Alkitab melalui kaca mata Yesus. Mulai dari Kejadian sampai Wahyu, Alkitab menyaksikan tentang Yesus (Yohanes 5:39, 20:31). Perjanjian Lama adalah seperti sebuah foto yang memiliki pemandangan yang rumit sebagai latar belakangnya. Sekilas pandang, mula-mula tidak mudah untuk menemukan gambar/tokoh utama dari foto yang sedemikian rupa. Perjanjian Baru adalah seperti foto yang diperbesar dan dipusatkan kepada gambar/tokoh utama. Kesaksian mutlak dari keseluruhan Alkitab difokuskan kepada Yesus yang telah ada bersama Allah dari kekekalan sampai ia datang ke dunia untuk mengungkapkan kehendak Allah. Inilah alasan mengapa Alkitab harus dibaca dengan sikap yang berpusat kepada Yesus.

Kedua, kaca mata Alkitab adalah sudut pandang yang berpusat kepada Allah (Teosentris). Alkitab berisi firman Allah dan mengungkapkan kehendak Allah. Oleh karena itu, Alkitab harus dibaca dan dimengerti dari sudut pandang Allah. Dahulu Alkitab biasanya diterjemahkan dengan metode yang berorientasi kepada sejarah penebusan. Pengertian mereka akan Allah adalah ‘Allah yang bekerja untuk menyelamatkan manusia’ dan ‘Allah yang bekerja untuk memuaskan keinginan manusia’. Bagaimanapun juga Allah adalah yang diuntungkan dari pekerjaan-Nya sendiri dan Ia menganugerahkan kasih karunia-Nya kepada manusia sebagai bagian dari pekerjaan-Nya. Sudut pandang yang berpusat kepada Allah diawali dengan gagasan bahwa Allah berada bukan untuk manusia tetapi manusia berada untuk Allah. Hanya ketika Alkitab dibaca dalam hubungannya dengan takdir Illahi, yang sudah dirancangkan sebelum kekekalan, barulah kehendak Allah dapat dimengerti dengan benar.

Ketiga, kaca mata Alkitab adalah suatu sudut pandang Ibrani. Dalam pembacaan Alkitab, ada dua macam sudut pandang: Yunani dan Ibrani. Sudut pandang Yunani berdasarkan pada pemikiran rasional dan ilmu pengetahuan. Ini berpusat kepada manusia, dan menolak apapun yang tidak bisa dimengerti secara rasional atau akal sehat. Mereka membaca Alkitab dengan pertanyaan ‘bagaimana’. Bagi mereka sangatlah penting untuk mendapatkan jawaban yang rasional dari pertanyaan ‘bagaimana’. Sebaliknya, sudut pandang Ibrani mengikuti pemikiran orang Ibrani yang berpusat kepada Allah. Pengertian mereka mengenai Alkitab berdasarkan pada pemikiran bahwa Allah adalah yang Maha Kuasa. Mereka lebih tertarik kepada tujuan Ilahi dari peristiwa-peristiwa di dalam Alkitab. Bagaimana cara itu terjadi dan bagaimana prosesnya tidaklah menjadi perhatian mereka. Jadi mereka membaca Alkitab dengan pengertian ‘mengapa’. Jika pengertian ‘mengapa’ digunakan untuk membaca Alkitab maka kehendak Allah menjadi dapat dimengerti. Sudut pandang Yunani membawa kita kepada interpretasi sudut pandang sejarah penebusan, dan sudut pandang Ibrani membawa kita kepada interpretasi dari Gambar Kehendak Allah yang Seutuhnya.

Keempat, kaca mata Alkitab adalah suatu sudut pandang yang berorientasi pada pengalaman rohani. Sudut pandang ini mendekati Alkitab melalui kaca mata dari pekerjaan Roh Kudus sekarang ini. Peraturan dari suatu agama terdiri dari penyajian sistematik dari doktrin agama tersebut. Alkitab bukanlah sebuah buku dari doktrin-doktrin. Alkitab penuh dengan pengalaman-pengalaman dan kesaksian-kesaksian dari mereka yang pernah bertemu Allah dalam kehidupan mereka. Yesus selalu sama, tidak pernah berubah dahulu dan sekarang . Pekerjaan Roh Kudus masih berlangsung sekarang sama seperti dua ribu tahun yang lalu. Oleh karena itu firman Allah yang tercatat dalam Alkitab harus dialami secara pribadi oleh setiap orang percaya. Hanya melalui Roh Kudus, firman Allah dapat dialami oleh manusia.

Ayat Alkitab terkait:
Yohanes 5:39; 20:31.

Retret dan Seminar - Teori Pemusnahan iblis


Iman dan hidup - Mengapa kita beribadah setiap Hari Tuhan?

Mengapa kita harus berkumpul?

Yesus memanggil kita ‘Gereja’ yaitu tubuh-Nya. Oleh karena itu Gereja bukanlah berarti gedung atau bangunan, tetapi ‘Eklesia’. Dengan kata lain, perkumpulan atau persekutuan orang-orang percaya ‘didalam’ Yesus sebagai tubuh-Nya.

Orang-orang Kristen selalu menghadiri Ibadah pada Hari Tuhan. Pada Hari Tuhan, orang-orang Kristen datang dari daerah tempat tinggal mereka masing-masing untuk beribadah kepada Tuhan dan dipersatukan dengan Dia.

Pada hari ini, kita beribadah, mengucap syukur kepada Allah yang memberikan kita hidup melalui Yesus, dan yang juga menguduskan tubuh kita oleh Roh Kudus, sebagai bait-bait kudus Allah.

Pada malam Ia dikhianati, Yesus membagikan cawan dan roti kepada murid-murid-Nya dan memerintahkan mereka untuk melakukan hal ini sebagai peringatan akan Dia. (Lukas 22:19-20, 1 Korintus 11:23-25). Jadi murid-murid biasanya berkumpul bersama pada Hari Tuhan untuk memecahkan roti (Kisah Para Rasul 20:7).

Tuhan kita dibangkitkan dari kematian pada hari pertama minggu itu. Setelah Dia diangkat ke surga, Dia sudah mengutus Roh Kudus kepada kita sesuai dengan janji-Nya untuk menyaksikan fakta bahwa Dia dibangkitkan dan bahwa Dia juga sedang membela kita di sebelah kanan Allah (Roma 8:34).

Oleh karena itu, kita harus berkumpul pada Hari Tuhan, tidak seperti mereka yang tidak rindu untuk beribadah, dan giat menantikan menjelang tibanya Hari itu (Ibrani 10:25) untuk memperingati dan memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus dan turunnya Roh Kudus.


Mengapa “Hari Tuhan”?

Karena itu adalah harinya Tuhan (Wahyu 1:10). Yesus dibangkitkan dari kubur pagi-pagi sekali pada hari pertama minggu itu (Markus 16:1-7) dan menjadi buah sulung kebangkitan, harapan dari semua umat manusia (1 Korintus 15:20). Turunnya Roh Kudus, yang Yesus sudah janjikan, terjadi pada hari Pantekosta, Hari Tuhan (Kisah Para Rasul 2:1-4). Sejak hari itu, orang-orang percaya mulai bersaksi tentang Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 1:8). Oleh karena itu Hari Tuhan menjadi peringatan lahirnya Gereja Kristus.

Hari Tuhan adalah hari pertama dari tiap-tiap minggu (1 Korintus 16:2), hari yang penuh dengan hidup dan berkat bagi enam hari yang berikut.. Yesus mati satu hari sebelum hari Sabat, dibaringkan di kubur pada hari Sabat dan di bangkitkan dari kematian pada Hari Tuhan. Melalui kebangkitan-Nya, Dia menghancurkan kuasa maut dan memastikan keselamatan kita. Pada Hari Tuhan dua ribu tahun silam, orang-orang Kristen dibebaskan dari maut dan kutuk. Jadi sekarang ini pada Hari Tuhan, kita menghargai benar harapan akan kebangkitan dan kehidupan kekal.

Roh Kudus mendiami orang-orang Kristen yang telah disucikan oleh darah Yesus, dan memberikan kesaksian atas kebangkitan Yesus.

Hari Sabat tidak mampu memberi kebebasan sejati bagi roh jiwa kita. Yesus Kristus menyempurnakan hari Sabat dan memberi kebebasan sejati kepada roh jiwa manusia. Yesus Kristus lebih besar dari pada hari Sabat dan Dialah Tuhan atas hari Sabat (Matius 12:8). Marilah kita menghadiri ibadah dengan setia untuk mematuhi perintah-Nya.

Ucapan Syukur untuk keselamatan kita, inspirasi untuk kebangkitan kita

Pada Hari Tuhan, kita dipenuhi dengan ucapan syukur atas penebusan dan keselamatan. Hari Tuhan adalah hari sukacita, hari satu-satunya yang adalah milik kasih karunia dan kebenaran. Pada Hari Tuhan ini, orang-orang Kristen bertemu dan saling membagi pengharapan mereka atas kebangkitan. Jika tidak ada kebangkitan, iman kita mejadi sia-sia (1 Korintus 15:12-20). Tujuan akhir iman bagi kita orang-orang Kristen adalah kebangkitan (Filipi 3:10-14).

Kristus dibangkitkan dari kematian, menjadi buah sulung kebangkitan diantara mereka yang tertidur dan terangkat ke sorga.

Ketika Dia datang kembali, mereka yang menjadi milik-Nya pertama-tama akan dibangkitkan (1 Korintus 15:20-23), dan sisanya akan ikut dalam kebangkitan yang berikut (1 Korintus 15:24). Jika tidak ada kebangkitan orang mati maka tidak ada harapan untuk kehidupan kekal. Untuk dibangkitkan dari kematian sebagai yang tidak bisa binasa lagi adalah bagian inti dari iman kita dan suatu janji penting dari Allah untuk Gereja Kristen masa kini.

Diberkatilah mereka yang akan termasuk dalam kebangkitan pertama (Wahyu 20:4-6). Pada Hari Tuhan, kita memperbaharui kepastian kita akan kebenaran dan janji mengenai kebangkitan pertama.. Selama kita menerima kesaksian Tuhan melalui Firman-Nya. Kita juga dapat mengalami sebelumnya sejenis kehidupan yang kita akan miliki di surga ketika kita memerintah untuk selama-lamanya.

Oleh karena itu, kita harus mengakhiri kebiasaan kita yang bermalas-malasan dan berpartisipasi dalam pekerjaaan melayani Gereja untuk kemuliaan Kristus. Kita harus hidup sebagai imamat yang rajani (1 Petrus 2:9) dan berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang kedua.

Beberapa kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam beribadah pada Hari Tuhan
Pada hari-hari kerja:
Tetap berjaga-jaga dan mempersiapkan diri untuk menghadiri Ibadah pada Hari Tuhan.
Pada hari Sabtu malam, persiapkan uang persembahan dan perlengkapan yang diperlukan seperti Alkitab, Kidung Pujian, alat tulis dan lain-lain.

Pada Hari Tuhan:
Bangun lebih pagi dan mempersiapkan diri.
Tiba di gereja dua puluh menit sebelum ibadah dimulai.
Beribadah dengan kepenuhan Roh Kudus (Yohanes 4:24).
Ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan (Efesus 4:12).
Jauhkan diri dari melakukan kesenangan, dan keinganan duniawi dan dari amarah. Gunakan kata-kata berkat.
Layani sesama.
Jangan membuat janji untuk tujuan keduniawian dan rencana apapun untuk mengadakan perjalanan.

Hari Tuhan adalah Hari untuk Tuhan


Diambil dari Today’s Bereans. Vol 1. No.1
Diterjemahkan oleh Peter A. Budianto

Sekilas berita - Satu tahun ibadah di Bandung

Bermula dari sekelompok orang awam yang rindu untuk mengenal Tuhan melalui firmanNya. Kami mulai belajar Firman Tuhan dari berbagai buku, kemudian mendengar pengajaran Hamba Tuhan dari berbagai denominasi yang kami pelajari karena kami lapar dan haus akan kebenaran. Kami secara rutin berkumpul untuk belajar firman dan memuji, menyembah dan berdoa. Semua Hamba Tuhan yang mengajar kami mengajarkan untuk mendengar suara Tuhan, untuk mendapatkan penglihatan, untuk mendapatkan nubutan dan peneguhan, semua dianggap sebagai karunia yang harus diraih..
Kami juga mendatangi hampir setiap KKR atau Seminar yang diadakan di kota kami. Namun sesungguhnya saat itu kami belum juga mengenal kebenaran. Apakah itu keselamatan, pertobatan, kasih karunia, semua itu samar-samar saja. Saat itu yang mengajar kami menekankan pentingnya untuk dapat mendengar suara Tuhan. Mereka sangat akrab dengan Tuhan karena setiap waktu bisa mendengar suaraNya. Sepertinya hanya mereka saja orang-orang kudus yang bisa akrab dengan Tuhan, mendengar suaraNya, mendapatkan penglihatan-penglihatan dan bernubuat tentang masa depan orang. Mereka pun memiliki mata rohani sehingga dapat melihat hal-hal rohani seperti setan-setan dan roh-roh jahat.
Kami mulai mengenal Berea setelah mengikuti retreat Berea di Sukanagalih bulan Juni 2005. Mula-mula kami tidak mengerti karena begitu dalam firman yang dibukakan dan sangat berbeda dengan konsep yang ada dalam diri kami, tetapi karena para pekerja dari gereja Berea sangat mengasihi roh jiwa kami, mereka terus melayani pertanyaan-pertanyaan kami hingga larut malam. Walaupun mereka sudah lelah dengan padatnya acara semenjak doa pagi hingga selesai acara masih mau melayani pertanyaan sampai larut malam.
Karena begitu inginnya akan pengajaran dari Berea, kami terus menerus menelpon ke Jakarta untuk mendapatkan pengajaran dari Berea, sehingga akhirnya Ibu Yohana Koh menyetujui untuk melayani kelompok kami di Bandung. Mulai bulan Agustus 2005, kami dilayani dengan Pendalaman Alkitab oleh Pdt. Junaidi Tjendra dan Pdt. Samuel S. Tarman. Secara bergantian setiap minggu beliau meluangkan waktu datang ke Bandung untuk membagikan Firman Tuhan, sehingga roh jiwa kami mulai tumbuh berkembang. Dan bukan secara kebetulan, jalan tol Cipularang mulai diujicobakan, sehingga perjalanan Jakarta – Bandung menjadi jauh lebih singkat.
Kami mulai mengikuti Akademi Berea di Karawaci mulai bulan November 2005. Banyak sekali yang kami pelajari merasakan banyak sekali yang kami peroleh dari Akademi tersebut. Walaupun kami ikut Akademi Berea, tetapi kami masih tetap beribadah di gereja kami semula. Pada suatu hari Minggu pagi, setelah selesai ibadah di gereja kami yang semula, anak-anak kami mengeluh, karena tidak merasa mendapatkan sesuatu setelah selesai ibadah, sehingga siang itu kami berangkat ke Karawaci mengikuti ibadah sore di Gereja Berea dan kami sangat bersuka cita mendengar firman dari Dr. Kim.
Dalam satu pelajaran Akademi di awal bulan Februari 2006, Dr. Kim mengajarkan mengenai pentingnya ibadah secara mendalam yang harus sesuai dengan kehendak Tuhan, harus dalam Roh dan kebenaran, bukan sesuai dengan kehendak manusia, agar tidak sia-sia ibadah kita itu. Kami yang saat itu terhenyak, sehingga di akhir pelajaran kami mengemukakan keluhan kami tersebut. Pada hari itu juga Pdt. Yohana Koh memutuskan agar kami mulai beribadah mengikuti tatacara ibadah Gereja Berea Biblikal secara mandiri dan setiap akhir bulan akan diutus Pendeta untuk mengadakan perjamuan kudus.
Maka mulailah keesokan harinya kami beribadah dengan sangat sederhana dan juga dengan perlengkapan yang sangat darurat, tetapi kami sangat bersuka cita mendengar firman Tuhan yang disampaikan oleh Dr. Kim. Ibadah pertama hanya dihadiri oleh keluarga kami sendiri, sebanyak 13 orang.
Secara bertahap jemaat terus bertambah, dan pada tanggal 11 Februari 2007 kami merayakan ibadah 1 tahun yang dipimpin langsung untuk pertama kalinya oleh pdt. Yohana koh, yang walaupun dalam kesibukannya, beliau meluangkan waktu untuk memimpin ibadah di Bandung. Ibadah kami yang biasanya dihadiri oleh 20 sampai 30 orang, pada perayaan satu tahun Ibadah dihadiri oleh 53 orang dewasa dan anak-anak
Memang untuk jiwa baru dan orang yang pertama kali ibadah dengan kami, cukup sulit untuk mendengarkan firman yang keras, karena lebih banyak orang yang menyukai firman yang enak didengar telinga. Tetapi kami percaya dengan dorongan Roh Kudus kami akan terus berkembang dan terus memberitakan Injil agar lebih banyak orang kembali ke Alkitab seutuhnya.
Dalam satu tahun kami beribadah di Gereja Berea, banyak yang kami alami, terutama kesembuhan dari beberapa jemaat. Tuhan Yesus sama dahulu sekarang dan selamanya. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan berlalu.

(Steve I. P. Pemimpin Ibadah
Gereja Berea Bandung)

Tanggapan peserta seminar "Lawanlah Iblis!"

Saya sangat diberkati dapat mengikuti seminar 5 hari “Lawanlah Iblis”, melalui VCD oleh Pdt. Ki Dong Kim. Secara jujur selama saya menjadi orang Kristen, belum pernah saya mendapatkan pengajaran “Lawanlah Iblis”. Beliau memaparkan tentang keberadaan Iblis dan antek-anteknya yang selama ini kurang kita perhatikan dan kita begitu bodoh karena tidak mengetahui dan tidak mengenalnya.
Pdt Kim sangat rinci menjelaskan pekerjaan-pekerjaan iblis yang memporakporandakan kehidupan orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Sepertinya kita ini pasukan tentara yang memiliki senjata lengkap, akan tetapi kita tidak menguasai medan perang, sehingga kita menembaki musuh dengan sasaran yang tidak tepat/jelas, akibatnya ketika kita lengah dengan mudah kita mendapat serangan musuh.
Lawanlah Iblis! Tuhan Yesus memberkati.

Boston Pasaribu
Tangerang

Kontak Pembaca

Tanggapan Bereans News/ Kontak Berea


Saya merasa diberkati dengan adanya Berea News yang memberi informasi mengenai Gerakan Berea di Indonesia, sehingga dapat berita baru dan agenda-agenda yang akan datang, dan isinya firman hidup yang menambah pengetahuan akan kebenaran dari Dr. Kim Ki Dong dan saya sangat diberkati karena dapat mengikuti Seminar “Lawanlah Iblis” yang membuat saya benar-benar mengenal musuh saya.
Semuanya ini berkat Berea News yang aktif dalam menggali kebutuhan rohani para hamba Tuhan dan jemaat dengan menginformasikan seminar ini dengan berita dan perkembangan lainnya
Bereans News maju terus!

Pdt. Yusrin Setjowidjojo
Pulo Gebang, Jakarta Timur



Dengan terbitnya Berea News, dapat menjembatani antara orang-orang Berea, para Alumni dan peserta Akademi Berea, juga dapat di salurkan ke daerah di seluruh Indonesia, supaya mereka juga dapat meneladani sikap orang-orang Berea Kisah Para Rasul 17:11-12.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pdt. Dr. Kim Ki Dong, selaku pendiri Gerakan Berea di Seoul, Korea dan Pdt.Yohana Koh sebagai penabur benih di Indonesia, dan kepada Bpk/Ibu/Sdr/i yang bekerjasama sehingga terbitnya Bereans News ini.
Tuhan Yesus memberkati.

Pdt.Martinus.Silalahi.
Tangerang


Kontak Berea
Bereans News mengharapakan opini Anda.
Surat ditujukan ke Editor lengkap dengan nama dan alamat Anda

Artikel, kesaksian iman, pelayanan saudara yang berhubungan
dengan apa yang disajikan “Bereans News”, untuk diliput dalam
Bereans News ini.

Kirim ke alamat:
Karawaci Office Park Blok H-52 Lippo Karawaci 1200 Tangerang 15139
Tel (021) – 55794149, Fax (021) 55794150
E-Mail: Berea21@gmail.com

Gereja Berea Biblikal


Ibadah Hari Tuhan


Editorial



‘Bereans News’ diterbitkan oleh IBF karena adanya kerinduan dari orang-orang Berea Indonesia. Yakni keperluan wadah orang Berea Indonesia untuk menggerakkan gerakan Berea sesuai konsep dan cita-cita yang sama. Dengan alasan itulah IBF(Indonesian Bereans Fellowship) diadakan maupun ‘Bereans News’.
Gerakan Berea ini dimaksudkan untuk menggenapi impian Tuhan kita Yesus Kristus, Dia yang mati dengan mencucurkan darah untuk menebus dosa kita. Dia menghendaki agar membangun gereja-Nya di atas iman mereka yang mengakui Yesus, adalah Anak Allah dan Kristus. Gereja yang dibangun dan dipimpin oleh Roh Kudus sehingga tidak dapat dikalahkan alam maut. Dan untuk merealisasikannya, jemaat Kristus diajak kembali ke firman Alkitab secara total. Dengan demikian, jemaat Kristus harus menyerupai Alkitab, menyerupai Yesus. Hal ini bukan hanya bagi pemimpin saja tetapi semua jemaat awam juga ikut berperan dalam pelayanan gereja.
Masa kini peradaban kita maju, perkembangan teknologi canggih, sehingga kemakmuran melimpah dimana-mana, namun secara rohani, kita menghadapi masa kekeringan yang parah.
Semaraknya agama-agama yang tidak sanggup memberi hidup kekal. Bahkan Gereja Kristus yang seharusnya berperan dengan tepat, malah mengembara, bahkan jatuh ke dalam formalitas atau mistikisme.
Oleh sebab itu sepertinya kita berada di tengah-tengah kekeringan pada zaman Elia. Seorang janda yang anak dan dirinya sendiri bersandar hanya pada segenggam tepung. Roh jiwa orang Kristen sulit mendapat kebenaran sehingga mengembara mencari makanan dan minuman rohani yang sehat. Amos 8:11-12 juga menulis tentang kelaparan dan kehausan akan firman” Sesungguhnya waktu akan datang….. Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri ini; bukan kelaparan akan makan dan bukan kehausan akan air melainkan akan mendengarkan firman Tuhan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, tetapi tidak mendapatnya.
Berea News, memang masih banyak kekurangannya dan pasti belum memuaskan segala kerinduan orang-orang Berea, oleh sebab itu kami tim editorial akan berusaha untuk menjadi saluran mata air yang memberi hidup kekal dan menjadi papan petunjuk. Sebagaimana arah gerakan Berea yang seharusnya, dan sekaligus memohon partisipasi dan opini orang-orang Berea yang membangun, agar tercapai tujuan dilahirkannya IBF dan Bereans News di tengah-tengah kita.

Tuhan Yesus memberkati!
Pdt. Yohana Koh

Seminar pertumbuhan Gembala