Topik Utama - Gerakan Berea dari Seoul Korea Selatan ke Negara-Negara lain di dunia

Tidak dapat disangkal lagi perkembangan negara Korea yang begitu mempesona dunia walaupun tidak begitu luas wilayahnya dan hanya berpopulasi 40 juta jiwa, juga tidak mempunyai sumber daya alam yang melimpah, dan telah dijajah oleh Jepang selama Perang Dunia ke II, kemudian terjadi perang saudara di Korea pada tahun 1950 yang menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Korea. Tetapi berkat kerja keras dan keuletan dari bangsa Korea, negara ini perlahan bangkit dari keterpurukan karena perang saudara itu sehingga sekarang menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat luar biasa. Walaupun didera krisis ekonomi pada tahun 1997, tetapi mereka dengan cepat bangkit kembali dan bukan hanya dibidang ekonomi, dan industri perfilman yang tersebar ke seluruh dunia, tetapi juga negara Korea sekarang tercatat sebagai negara yang paling banyak mengirim misionaris ke seluruh dunia.. Hal ini nyata disebabkan banyaknya gereja disana, karena pada malam hari kita dapat melihat banyak sekali gedung-gedung gereja dengan salib terang oleh lampu, pemandangan seperti ini tidak dijumpai di tempat lain selain di Korea.
Kekristenan yang masuk ke Korea sekitar 120 tahun yang lalu telah berdampak pada kehidupan religius rakyat Korea yang tadinya mayoritas beragama Budha, sekarang orang Kristen di Korea sudah mencapai hampir 25%, dan gereja bertumbuh luar biasa dan bagaimana umat Kristen disana menjalankan kehidupan iman yang tekun dan disiplin, dan yang sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari orang Korea, walaupun. kebanyakan gereja di Korea di dominasi oleh Presbyterian, Methodist ataupun Pantekosta yang berbau mistik.
Pdt.Dr.Kim Ki Dong, Gembala Senior dari Seoul Sungrak Church (Gereja Sukacita Kudus), yang berasal dari seorang pemuda desa yang miskin, tidak terpelajar, dan tidak dapat bicara dengan lancar (gagap), bertemu dengan Tuhan Yesus pada tahun 1953, yang sekaligus mengubah kehidupannya, Tuhan Yesus memanggilnya untuk menjadi hamba-Nya kemudian dipakai secara luar biasa. Setelah Pdt. Kim membaca Alkitab yang ke 75 kali, dengan inspirasi Roh Kudus, beliau menemukan bahwa Alkitab adalah Gambaran Kehendak Allah yang seutuhnya, dan kemudian mulai melayani Tuhan. Pada waktu itu Pdt. Kim melihat bagaimana keadaan Gereja Kristus di Korea, sehingga mulai saat itu beliau menyerukan kepada umat Kristen yang ada di Korea untuk kembali ke Alkitab seutuhnya. Pdt. Kim mengadakan KKR kesembuhan dan pengajaran dengan memakai tenda dan papan tulis ke seluruh Semenanjung Korea, dan banyak sekali tanda-tanda dan tanda heran menyertai pelayanannya, orang lumpuh berjalan, kusta ditahirkan, buta melihat dan tuli mendengar dan orang mati dibangkitkan dan mengusir roh-roh kotor/najis/setan-setan lebih dari 300.000 orang.
Pada tahun 1969 Pdt. Kim merintis Gereja Sungrak yang dimulai dengan tujuh jemaat, yang sekarang sudah berkembang menjadi 130.000 jemaat dewasa dan memiliki 50 cabang gereja, baik di Korea maupun di luar negeri. Setelah berkonsentrasi untuk mengembangkan Gereja Sungrak di Korea, Pdt. Kim mulai mengadakan misi ke luar negeri dan misi pertama keluar negeri pada tahun 1978 yaitu ke USA. Selanjutnya, beliau terus mengadakan seminar maupun KKR ke seluruh dunia dan membuka Akademi Berea (Mempelajari Alkitab selama 4 Semester yang berdasarkan Gambaran Kehendak Allah yang seutuhnya) di seluruh dunia. Misi dan Visi Pdt. Kim sesuai dengan perintah Tuhan Yesus dalam Matius 28:19-20 yaitu untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia. Setiap tahun Pdt. Kim berkeliling ke lebih dari 40 negara di lima benua untuk mengajar, dan memuridkan penduduk asli negara itu, sehingga berdampak luas sekali bagi para hamba Tuhan dan umat Kristen di setiap negara yang dikunjunginya, juga kita dapat melihat bagaimana Roh Kudus bekerja luar biasa untuk menyaksikan Firman Tuhan yang disampaikannya. Pdt. Kim sebagai pencetus gerakan Berea, mendefinisikan Gerakan Berea sebagai gerakan iman untuk belajar firman Tuhan dengan mengambil sikap seperti orang-orang Berea (Kis 17:11-12).

Gerakan Berea menekankan gereja harus menyerupai gereja Perjanjian Baru dan orang-orang kudus harus menyerupai kehidupan jemaat mula-mula, dengan kata lain gereja harus menyerupai Alkitab. yang menekankan tiga kebebasan, yaitu kebebasan Iman, kebebasan menafsirkan Alkitab dan kebebasan Teologi. Sampai saat ini Pdt. Kim telah menulis 220 buku, dan sebagian sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Melalui buku-buku yang ditulisnya, banyak Jemaat Kristus mendapat berkat yang luar biasa sehingga pemahaman Alkitab dari penduduk asli mulai berubah dari kehidupan iman yang tadinya berpusat kepada manusia mulai berubah arah ke kehidupan iman yang berpusat kepada Allah seperti yang dimaksud oleh Alkitab. Pengajaran dari Pdt. Kim memang berbeda dengan kebanyakan doktrin yang dianut oleh Gereja Tradisi ataupun Gereja Pantekosta yang penuh dengan mistik, sehingga mereka yang bersungguh-sungguh merindukan kebenaran dibukakan mata rohaninya. Gerakan Berea yang dipelopori pada mulanya oleh seorang pemuda miskin di Korea, sekarang sudah menjangkau sampai di lima benua dan hal ini dapat kami saksikan pada waktu berkunjung ke Seoul Sungrak Church.

Para hamba Tuhan dari seluruh dunia berdatangan ke Seoul, Korea, untuk belajar Akademi Berea atau melanjutkan kuliah Teologia di universitas Pasca Sarjana Berea ataupun untuk menyaksikan kehidupan iman Jemaat Sungrak. Pada ibadah hari Tuhan, khotbah dari Pdt. Kim disiarkan melalui satelit ke cabang-cabang Gereja Sungrak di kota-kota besar di Korea Selatan dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa asing dan dapat di akses langsung melalui internet, membuktikan bagaimana Pengajaran dan Firman yang disampaikan dapat diterima oleh berbagai negara di dunia. Tuhan Yesus memanggil Pdt. Kim untuk menyaksikan Firman yang tertulis di Akitab dan itulah yang terus menerus dikerjakan oleh hamba Tuhan ini.

Walaupun sudah membangun 100 gedung gereja di Korea, (dimana sekarang sedang membangun gedung “Christian World Mission Center”, yang nantinya akan menjadi salah satu gedung gereja terbesar di dunia), dan hamba Tuhan yang berusia hampir 70 tahun ini, tetap hidup dalam kesederhanan dan bekerja siang malam untuk mengajak gereja-gereja di seluruh dunia untuk berubah dengan kembali ke Alkitab yang seutuhnya. Motto bahwa “Dunia adalah tempat kerja kita” benar-benar dilakukan oleh hamba Tuhan yang bersahaja ini, agar Injil dapat tersebar ke segala bangsa.

Negara Korea yang saat ini terkenal ke seluruh dunia, bukan saja melalui industri mobil ataupun perfilman tapi juga kehidupan iman jemaat Kristus yang membuat banyak bangsa yang matanya ingin melihat apa yang Tuhan kerjakan melalui gereja-Nya disana. Bukan hanya produksi mobil, film seri ataupun banyaknya misionaris yang dikirim ke luar negeri dari Korea ini, tetapi pengajaran dan Firman (Gambaran Kehendak Allah yang Seutuhnya) yang dapat mengubah gereja-gereja Kristus di dunia untuk hidup berkemenangan melawan dunia yang semakin jahat ini.
(Pdt. Junaidi Tjendra)